Nama/NIM : Lukita
Ummahati/201810050311006
Mata Kuliah/Kelas : Kepemimpinan
Pemerintahan/A
TUGAS TAKE HOME UTS
“KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN”
Tugas 1
1. Apa
perbedaan mencolok era orde baru dan pasca reformasi?
·
Kinerja Birokrasi Masa Orde Baru
-
Strategi politik korporatisme negara yang bertujuan untuk
mendukung penembusan kedalam masyarakat, sekaligus dalam rangka mengontrol
publik secara penuh.
-
Lebih menggunakan birokrasi untuk mengurus kehidupan
publik, dalam arti fungsi regulatif daripada fungsi pelayanan publik. Menjadikan
birokrasi sangat tidak terbatas kuasanya dan sulit dikontrol oleh masyarakat.
-
Kultur kekuasaan yang telah terbentuk sejak masa
birokrasi kerajaan dan kolonial masih sulit dilepaskan dari perilaku aparat dan
pejabat birokrasi. Sehingga membuatnya bagai pejabat sebagai penguasa dan
masyarakat sebagai pengguna jasa yang menyebabkan birokrat bertingkah acuh dan
arogan.
·
Kinerja Birokrasi Masa Pasca Reformasi
-
Dimulai dengan keinginan untuk membuat kondisi birokrasi
yang baik (good governance) seperti membuat undang-undang dan
lembaga-lembaga yang mengatur para birokrat melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik dan tepat.
-
Terkenal dengan dua macam birokrasinya, yaitu: Pertama,
Birokrasi Patrimonial yang dapat diartikan perekrutan birokrat berdasarkan pada
kedekatan hubungan personal dan mengabaikan kualitas-kualitas atau penilaian
yang lain. Kedua, Birokrasi Kapitalisme yang diartikan bahwa para birokrat
secara aktif terlibat dalam urusan bisnis.
-
Inefisiensi kinerja birokrasi dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik masih tetap menjadi hal yang biasa
walaupun sudah dapat ditekan. Inefisiensi kegiatan pemerintahan dan pelayanan
publik terlihat dari masih seringnya terjadi kelambanan dan kebocoran anggaran.
2. Apa
perbedaan dari gaya kepemimpinan pada masa orde baru dengan reformasi?
·
Gaya Kepemimpinan Orde Baru
-
Otoriter/Militeristik
Dibuktikan
dengan sikap manuntut ketaatan penuh dari para bawahannya, bernada keras dalam
setiap perintahnya, serta mengabaikan keterlibatan bawahan dalam rangka
pengambilan keputusan.
·
Gaya Kepemimpinan Reformasi
-
Demokratik
Dibuktikan
dengan memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai
unsur dan komponen. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai
dengan tingkatannya. Memerlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan
menunjang harkat martabat manusia.
3. Kenapa tidak semua pejabat bisa naik level ke
kepemimpinannya?
·
Menaikkan level kepemimpinan adalah bagaimana keemimpinan
seseorang menjadi batasan dari organisasi yang dipimpinnya. Karena itu,
kepemimpinan seseorang harus terus diasah dan dikembangkan. Semakin baik level
kepemimpinan seseorang dalam proses memimpinnya, maka semakin baik pula
kapasitas organisasi yang dipimpinnya.
·
Lalu alasan mengapa tidak semua pejabat dapat menaikkan
level kepemimpinannya adalah:
-
Pertama, mayoritas pejabat memimpin kelompoknya hanya
berdasarkan jabatan yang didapatkannya. Sehingga, pada posisi ini bawahan hanya
mengikuti atasannya, hanya karna tidak ada pilihan lain. Artinya bawahan hanya
secara formalitas mengikuti instruksi atasannya dengan alasan kedudukan jabatannya
saja. Sehingga, minim sinergi dan energi baik yang terbangun.
-
Kedua, tidak semua pejabat berkenan untuk meleburkan
dirinya dengan bawahannya. Sehingga, kesempatan untuk mengharmonisasikan
kelompok tersebut terasa sangat sulit untuk dibangun. Pada konteks ini, tidak
semua pejabat mau turun tangan untuk menjadi pendengar yang baik, mengamati
kinerja bawahannya dalam menentukan apa yang ingin dicapai secara bersama-sama,
menjadi pelayan untuk saling berjalan mendampingi dan saling bantu-membantu.
-
Ketiga, tidak semua pejabat dengan inisiatifnya sendiri
membangun kredibilitasnya dengan prestasi-prestasi, sehingga dapat menarik
simpati para bawahan, untuk kemudian para bawahan dengan segan terlibat dalam
proses bekerja pejabat yang berprestasi dan pejabat yang memiliki kekuatan
pengaruh yang sangat besar terhadap rekan kerja yang lain atau khalayak umum.
Tugas 2
1. Pemimpin
yang harus merebut dan mempertahankan panggungnya.
Perihal menjadi
seorang pemimpin adalah bagaimana seorang pemimpin mampu secara totalitas
menjaga, melayani, mengarahkan, dan lain sebagainya. Menjadi pemimpin juga
bertanggung jawab penuh atas apa yang dibebankan padanya. Perihal berkuasa dan
berwenang memang menjadi haknya dan itu pantas seorang pemimpin dapatkan. Karena
ditangan pemimpin lah kekuasaan sebuah kelompok, golongan, organisasi, bahkan
negara menjadi hal yang harus dalam genggamannya. Setiap pemimpin pasti memiliki
panggung untuk menunjukkan kepada khalayak bagaimana performa dan tampilan atas
kinerja dan proses memimpin dari seorang pemimpin tersebut dalam setiap
kesempatan memimpinnya.
Dalam penampilan
dipanggungnya, seorang pemimpin harus mampu menunjukkan performa dan penampilan
terbaiknya sebagai upaya untuk merebut perhatian dan mempertahankan panggungnya
agak kedepannya tingkat kepuasan khalayak yang dipimpinnya dapat berada dala
kondisi yang baik. Dampak lebih lanjutnya adalah bagaimana cara kerja dan cara
memimpinnya menjadi hal yang dinantikan khalayak sehingga di kesempatan yang
lain seorang pemimpin tersebut kembali meraih kepercayaan khalayak untuk dipimpinnya
kembali. Hal ini menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui dan diterapkan
kepada seluruh pemimpin. Kredibilitas pemimpin didalam panggungnya menjadi
kunci penting untuk keberlangsungan periode kepemimpinannya.
2. Pemimpin
yang harus membayar janjinya.
Janji-janji
adalah hal yang ditawarkan setiap calon pemimpin terhadap para calon bawahannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), janji mengandung makna ucapan yang menyatakan kesediaan dan
kesanggupan untuk berbuat. Artinya, janji seorang
pemimpin adalah pernyataan kesediaan seorang pemimpin untuk melakukan apa yang
telah diutarakannya terhadap khalayak atau masyarakat. Di dalam janji terdapat harapan beberapa khalayak untuk
dapat direalisasikan dalam masa kepemimpinannya. Maka dari itu, seorang
pemimpin di masa kepemimpinannya harus bisa membayar janji-janji yang telah
diutarakan sebelumnya. Pemimpin harus benar-benar bisa merealisasikan
harapan-harapan masyarakat yang terwakilkan dalam janji-janji seorang pemimpin.
Hal ini juga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam proses mempertahankan
panggung kepemimpinannya. Jika hal ini tidak berjalan dengan baik, maka
berkuranglah penilaian kepuasan khalayak atau masyarakat yang dipimpinnya, dan
berdampak bagi keberlangsungan kepemimpinannya di masa yang akan datang.
3. Pemimpin
yang harus memperhatikan partainya sekaligus konstituennya.
Lahirnya
seorang pemimpin di tengah masyarakat tidak lepas dari pengaruh dan keberadaan
sebuah partai atau pihak-pihak yag jauh lebih besar dibelakangnya. Keberadaan pihak-pihak
tersebut menjadi salah satu jalan seorang pemimpin mampu berkiprah di
tengah-tengah masyarakat. Keberadaan pihak-pihak tersebut menjadi alat bagi
seorang pemimpin untuk melangsungkan apa yang menjadi keinginannya, yakni
kekuasaan dan kewenangan atas suatu hal. Untuk itu, pemimpin benar-benar harus
memperhatikan partainya sekaligus konstituennya sebagai kesempatan untuk
membalas budi dan sebagai kesempatan bagi pihak-pihak tersebut untuk
melanggengkan eksistensinya di tengah masyarakat. Dalam pengambilan keputusan,
seorang pemimpin juga harus kembali memperhatikan partai pengusungnya atau
pihak yang membantunya mendapatkan kekuasaan yang diembannya. Karena pastinya
ada beberapa kepentingan di dalam partai pengusungnya atau pihak-pihak dibelakangnya
yang harus dilaksanakan melalui utusan dari partai atau pihak-pihak penting
tersebut. Karena pada hakikatnya, keberadaan sebuah partai adalah sebagai
kelompok kepentingan yang maka dari itu, harus direalisasikan apa yang menjadi
kepentingannya.
Tugas 3
1. Bagaimana
kepala daerah tersebut mendapatkan jabatannya?
·
Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum.
Gubernur yang sering dipanggil
dengan sebutan Pakdhe Karwo lahir di Madiun, 16 Juni 1950. Beliau ialah mantan
Gubernur Provinsi Jawa Timur sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019. Pada
masa jabatan beliau yang pertama, beliau terpilih dengan proses Pemilihan
Gubernur (Pilgub) yang cukup kompleks dengan tiga kali putaran. Putaran pertama
tanggal 23 Juli 2008, putaran kedua pada tanggal 4 November 2009, dan putaran
ketiga yang hanya diselenggarakan di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
di tanggal 21 Januari 2009. Setelah terpilih dalam pemilihan gubernur tersebut,
Pakdhe Karwo kemudian dilantik oleh Menteri Dalam Negeri H. Mardiyanto pada
tanggal 12 Februari 2009.
·
Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si
Gubernur perempuan pertama di
Jawa Timur ini lahir di Surabaya pada tanggal 19 Mei 1965. Beliau adalah
gubernur terpilih yang akan menjabat selama periode 2019 hingga 2024. Sebelum
terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur beliau adalah Menteri Sosial Kabinet Kerja
pada Kabinet Jokowi – Jusuf Kalla yang kemudian mengundurkan diri untuk
mencalonkan diri mengikuti pemilihan gubernur Jawa Timur untuk masa jabatan
2019-2024. Pada pemilihan gubernur ini beliau berpasangan dengan Emil Dardak (Bupati
Trenggalek). Pasangan ini berhasil memenangi
Pilgub Jawa Timur 2018 dengan memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55% dari
jumlah suara keseluruhan mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur
Soekarno.
·
Ir. H. Budi Sulistyono
Bupati Ngawi ini lahir di Ngawi, 18 Juli
1960. Beliau terpilih dua kali dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten
Ngawi. Beliau memerintah Kabupaten Ngawi dari periode 2010 hingga 2015 dan 2016 hingga 2021. Sebelum menjadi
bupati, ia menjabat sebagai Wakil Bupati Ngawi pada dua periode yakni 1999-2004 dan 2005-2010. Ia beserta
pasangannya, Ony Anwar, putra bupati sebelumnya, Harsono, berhasil memenangkan pilkada Ngawi 2010 dengan
perolehan 221.576 suara (54,42 persen) mengalahkan pasangan pasangan Tri
Suyono-Suramto yang meraih 18.965 suara atau 4,66 persen, pasangan Mohamad
Rosidi-Siti Amsiyah dengan 11.085 suara atau 2,72 persen, pasangan Ratih Sanggarwati-Khoirul Anam
mendapatkan 57.593 suara atau 14,15 persen dan Maryudhi Wahyono-Suratno (MARS)
dengan 97.939 suara atau 24,05 persen.
2. Bagaimaan
kepala daerah tersebut menggunakan kekuasaannya?
·
Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum.
Di
bawah kepemimpinannya sebagai gubernur, Jawa Timur mengalami pembangunan
infrastruktur yang sangat pesat yaitu Jembatan
Suramadu, Pelabuhan Teluk Lamong, Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, serta mengalami pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi yaitu 7,3% atau di atas nasional yang hanya 6,2%.
Kiprah Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dalam memajukan
perekonomian daerah dan nasional mulai tampak. Pertumbuhan ekonomi Jatim
sebesar 5,18 persen pada kuartal I tahun 2015 melebihi rata-rata nasional
sebesar 4,71 persen. Didukung dengan perbaikan koefisien Gini yang mengukur
tingkat disparitas, pembangunan ekonomi Jatim diharapkan mampu menopang
pembangunan ekonomi nasional.
Atas
dasar kiprah itulah, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., dengan persetujuan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, menganugerahkan gelar
Doktor Kehormatan/Doktor Honoris Causa (Dr. H.C.) kepada Soekarwo.
Penganugerahan gelar kehormatan kepada Soekarwo sebagai Doktor Honoris Causa UNAIR ke-10
dilakukan pada Sidang Universitas Airlangga di Aula Garuda
Mukti.
Dalam
pengukuhan Soekarwo sebagai Doktor Kehormatan, Gubernur Jatim
kelahiran 16 Juni 1950 itu menyampaikan orasi ilmiah berjudul Jatimnomics:
Sebuah Model Indonesia Incorporated Dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas
Menuju Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif.
·
Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si
Dalam perjalanannya memimpin Jawa
Timur, Khofifah pastinya sudah mengenal pahit manisnya dunia pemerintahan di
Indonesia. terbukti sebelum menjabat dan terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur,
Khofifah sudah menduduki Jabatan Menteri Sosial dan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan. Pada masa kepemimpinannya, Khofifah telah mencanangkan
program-program yang diberi nama “Nawa
Bhakti Satya” berarti sembilan pengabdian untuk Jawa Timur yang mulia
merupakan program kerja pokok yang dicanangkan oleh pasangan gubernur dan wakil
gubernur terpilih, yang harapannya dapat mewujudkan Jawa Timur yang lebih baik.
1. Bhakti
Jatim Sejahtera
Harapan untuk
mencapai taraf kehidupan yang sejahtera memang menjadi impian semua orang. Maka
dari itu, besar harapan bagi Khofifah dan Emil untuk sama-sama memastikan
bagaimanakah kesejahteraan Jawa Timur dapat secara menyeluruh bagi semua
kalangan. Untuk itu, Khofifah dan Emil berusaha memastikan bagaimana
fasilitas-fasilitas negara, hak dan kewajiban masyarakat dapat secara
menyeluruh dinikmati semua kalangan sehingga Jawa Timur semakin mulia di mata
masyarakat.
2. Bhakti
Jatim Cerdas dan Sehat
Pendidikan dan
kesehatan merupakan poros dan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Maka dari itu,
besar harapan Khofifah dan Emil untuk turut andil dalam memajukan bangsa dengan
mendorong kelancaran proses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Jawa
Timur. Penambahan dana BOS bagi setiap sekolah menengah baik negeri maupun
swasta dan pengembangan rumah sakit – rumah sakit di Jawa Timur serta program
satu desa satu perawat merupakan upaya guna mensukseskan Jatim Cerdas dan
Sehat.
3. Bhakti
Jatim Kerja
MILEA (Milenial Job Centre),
pembangunan ekosistem, dan freelance
professional adalah upaya Khofifah
dan Emil dalam memanfaatkan para pemuda Jawa Timur yang ingin bekerja agar
dapat memanfaatkan kemajuan era teknologi ini dengan baik, dan dengan pekerjaan
yang kekinian pula.
4. Bhakti
Jatim Akses
Adalah program dimana seluruh
masyarakat dalam terakomodasi seluruh kebutuhannya dengan mudahnya akses untuk
memperoleh kebutuhan tersebut atau istilahnya aksesibilitas di Jawa Timur
semakin baik.
5. Bhakti
Jatim Agro
Program yang
sangat diharapkan bagi para petani, nelayan, peternak untuk sama-sama
mendapatkan perhatian guna membanguan dan memanfaatkan sumber daya alam yang
dimiliki oleh Jawa Timur, sehingga dapat terkelola dengan baik dan para petani,
nelayan, dan peternak dapat memperoleh haknya sesuai dengan apa yang
diinginkannya.
6. Bhakti
Jatim Berkah
Sebagai salah satu tokoh ormas
islam yang terkenal, Khofifah tidak ragu untuk mengadakan program yang berbau
agama, guna mendapatkan keberkahan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Program
pemberian tunjangan, dan beasiswa bagi para aktor yang besar andilnya dalam
menyebarluaskan agama, juga merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi yang
dilakukannya.
7. Bhakti
Jatim Berdaya
Pengembangan pusat ekonomi
rakyat sebagai salah satu upaya untuk mencapai kesejahteraan dilaksanakan
dengan memaksimalkan adanya UMKM yang sudah ada sehingga menjadi lebih baik dan
lebih berprofit.
8. Bhakti
Jatim Amanah
Terbukti besar harapan kedua
pasangan terpilih ini dalam memberantas praktik-praktik korupsi yang sudah
tidak asing lagi di telinga masyarakat dengan mendatangi langsung KPK setelah
acara pelantikannya usai.
9. Bhakti
Jatim Harmoni
Dalam program
ini fokus pengembangan seni dan budaya. Bagaimana masyarakat dapat dengan
mudahnya diajak untuk saling menjaga kelestarian lingkungan dan kelestarian
kebudayaan leluhur yang kian punah.
·
Ir. H. Budi Sulistyono
Pada
masa jabatannya, bupati yang sering dikenal dengan sebutan Kanang ini
memfokuskan pada pembangunan dan peningkatan di sektor pariwisata, pertanian,
ketenagakerjaan, dan industri kecil dan menengah. Pada sektor pariwisata,
Kabupaten Ngawi telah berkali-kali mendapatkan penghargaan baik dari tingkat provinsi
maupun nasional. Di sektor pariwisata ini, beliau tidak hanya fokus pada
pembangunan dan pengembangan infrastruktur tempat wisatanya, namun juga fokus
pada pemasaran atau pengenalan wisata di Kabupaten Ngawi
Pada
sektor pertanian atau agraris, beliau telah mengadakan program-program untuk
meningkatkan kualitas petani di Kabupaten Ngawi. Dalam prosesnya, hampir setiap
tahun pendaftar program tersebut selalu mengalami kenaikan. Hal itu berarti
para petani di Kabupaten Ngawi sudah memiliki keinginan untuk menjadi petani
yang maju.
Pada
sektor ketenagakerjaan, fokus perhatian Kanang terletak pada peningkatan
kualitas sumber daya manusianya. Maksudnya disini, Kanang sudah menghimbau
untuk para masyarakat di daerah Kabupaten Ngawi untuk setiap orang mendapatkan
pekerjaan. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya sektor industri kecil dan
menengah yang sudah menjamur di beberapa wilayah di Kabupaten Ngawi yang
sekaligus dapat menyerap tenaga kerja untuk masyarakat di daerah Kabupaten
Ngawi.
Sedangkan
pada sektor industri kecil dan menengah adalah tindak lanjut dari fokus
perhatian Kanang di sektor ketenagakerjaan. Tindak lanjutnya adalah dengan
menganggarkan anggaran yang dapat dibilang cukup banyak untuk peningkatan
kualitas dan kuantitas di sektor industri kecil dan menengah ini.
3. Berikan
penilaian terhadap kepala daerah ketika mengakhiri jabatannya berada pada level
1,2,3,4 atau 5?
-
Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum. (People Development)
-
Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si (People
Development)
-
Ir. H. Budi Sulistyono (Production)
4. Kepala
daerah tersebut termasuk politisi atau negarawan?
-
Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum. (Politisi/Birokrat)
-
Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si (Politisi/Birokrat)
-
Ir. H. Budi Sulistyono (Politisi/Birokrat)
Komentar
Posting Komentar